Penyebab Sering Buang Air Kecil Tapi Sedikit Sedikit
Penyebab Buang Air Kecil Sedikit Tapi Sering
Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin mengalami gejala buang air kecil sedikit-sedikit tapi sering:
Infeksi Saluran Kemih (ISK): Infeksi pada kandung kemih atau saluran kemih dapat menyebabkan rasa ingin buang air kecil yang konstan dan sering kali disertai dengan sensasi terbakar saat buang air kecil.
Diabetes: Diabetes dapat menyebabkan peningkatan produksi urin, sehingga menyebabkan seseorang buang air kecil lebih sering dari biasanya.
Batuk Kronis: Batuk kronis bisa menekan kandung kemih dan menyebabkan kebocoran urine atau rasa ingin buang air kecil yang tidak terkendali.
Kandung Kemih Hiperaktif: Kandung kemih hiperaktif adalah kondisi di mana kandung kemih tidak bisa mengendalikan keinginan buang air kecil, sehingga seseorang merasa perlu buang air kecil lebih sering.
Batu Ginjal: Batu ginjal yang terbentuk di dalam kandung kemih atau saluran kemih dapat mengganggu aliran urine dan menyebabkan rasa ingin buang air kecil yang terus-menerus.
Minum minuman yang bersifat diuretik
Ini adalah penyebab sering buang air kecil yang paling umum. Minuman beralkohol atau berkafein seperti teh, kopi, dan soda bersifat diuretik. Artinya, minuman ini menambah kadar garam dan air pada urine sehingga urine yang dihasilkan pun lebih banyak.
Bila produksi urine bertambah, kandung kemih tentu menjadi lebih cepat penuh. Inilah yang membuat Anda merasa ingin kencing setelah minum kopi atau minuman diuretik lainnya. Biasanya, efek diuretik berlangsung selama enam sampai delapan jam.
Buang Air Kecil Sedikit Tapi Sering, Kenali 5 Penyakit Ini
Buang air kecil sedikit tapi sering merupakan gejala yang sering kali diabaikan, namun bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius. Banyak orang menganggap hal ini sebagai gangguan kecil atau bahkan normal, tetapi sebenarnya itu bisa menjadi petunjuk dari kondisi medis yang memerlukan perhatian segera.
Kandung kemih overaktif
Kandung kemih overaktif (overactive bladder) adalah kondisi yang membuat Anda sulit mengendalikan rasa ingin buang air kecil. Penderita kandung kemih overaktif bisa kencing lebih dari delapan kali dalam 24 jam, termasuk pada tengah malam saat tidur.
Melansir laman Mayo Clinic, ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan kandung kemih overaktif, yakni sebagai berikut.
Pentingnya Berkonsultasi dengan Dokter
Meskipun gejala buang air kecil sedikit-sedikit tapi sering mungkin terlihat sepele, namun itu bisa menjadi tanda masalah yang serius. Konsultasikan dengan dokter Anda segera jika Anda mengalami gejala ini, terutama jika disertai dengan tanda-tanda lain seperti nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, demam, atau perubahan warna atau bau urine.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya. Ini mungkin melibatkan tes urin, tes darah, atau pemeriksaan pencitraan seperti USG atau CT scan. Selain itu, ada salah satu pemeriksaan yakni Uroflowmetri yang dapat mengevaluasi pola aliran urine saat seseorang buang air kecil.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter akan memberikan diagnosis yang tepat dan menyarankan pengobatan yang sesuai.
Saat mengalami gejala buang air kecil sedikit tapi sering, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Di RS Hermina Podomoro, pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan lengkap dan mendapatkan perawatan yang sesuai berdasarkan diagnosis yang ditegakkan oleh tim medis. Dengan demikian, pasien dapat memperoleh perawatan terbaik untuk mengatasi masalah kesehatan mereka.
Kesehatan Anda adalah prioritas utama, dan langkah-langkah ini dapat membantu mencegah kemungkinan komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.
- Mayo Clinic. (2022). Frequent Urination. Retrieved from https://www.mayoclinic.org/symptoms/frequent-urination/basics/definition/sym-20050712 - National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2022). Bladder Health. Retrieved from https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/bladder-health - WebMD. (2022). Overactive Bladder (OAB) in Adults. Retrieved from https://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/overactive-bladder-19/understanding-oab-medref
Sering buang air kecil bisa disebabkan terlalu banyak minum ataupun karena kondisi medis tertentu yang tidak boleh disepelekan. Normalnya, buang air kecil dalam sehari adalah 4-8 kali atau sebanyak 1-1,8 liter. Namun, sebagian orang bisa buang air kecil melebihi frekuensi tersebut, bahkan perlu bangun di malam hari untuk buang air kecil.
Terlalu banyak minum air atau minum mendekati jam tidur bisa membuat kita sering buang air kecil, bahkan sampai terbangun di malam hari. Namun jika Anda sering buang air kecil padahal hanya minum sedikit, perhatikan apakah ada gejala lain yang mungkin Anda rasakan.
Waspadai Kondisi Medis Penyebab Sering Buang Air Kecil
Buang air kecil melebihi frekuensi normal untuk waktu yang lama dapat mengindikasikan berbagai kondisi medis tertentu.
Berikut adalah beberapa kondisi yang menyebabkan seringnya buang air kecil, serta gejala lain yang mungkin menyertai.
Rasa ingin selalu buang air kecil yang tidak dapat ditahan, diiringi demam, dan rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut bagian bawah, dapat menjadi pertanda infeksi saluran kemih.
Biasanya diperlukan pemeriksaan urine untuk mengetahui apakah ada senyawa abnormal dalam urine. Selain itu, mungkin juga dilakukan tes lainnya seperti tes pencitraan, tes neurologis, serta tes urodinamik. Tes pencitraan seperti USG bertujuan untuk menampilkan gambar dari dalam tubuh. Tes neurologis bertujuan untuk memeriksa apakah ada gangguan saraf. Sedangkan tes urodinamik berguna untuk memeriksa seberapa baik keadaan kandung kemih, sfingter, dan uretra.
Penanganan Kondisi Sering Buang Air Kecil
Pengobatan untuk kondisi sering buang air kecil tergantung dari penyebabnya. Bila dikarenakan oleh infeksi, dokter akan memberikan antibiotik. Bila diabetes yang merupakan penyebab, maka penanganannya adalah mengontrol gula darah. Sedangkan untuk kondisi kandung kemih yang terlalu aktif (overactive bladder) dapat dibantu dengan langkah-langkah berikut:
Jika Anda mencurigai seringnya buang air kecil yang dialami disebabkan oleh kondisi medis tertentu, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Terlebih lagi, ketika terdapat darah pada urine atau urine berwarna keruh.
Sumber : Alodokter.com
Buang air kecil atau berkemih merupakan suatu hal alamiah yang dilakukan semua orang sepanjang hidup.
Namun, buang air kecil yang terlalu berlebihan jika Anda sedang berada di situasi yang tidak memungkinkan (misalnya di saat macet atau meeting penting) tentu sungguh menjengkelkan.
Sering buang air kecil ternyata tidak selalu pertanda dari penyakit diabetes. Yuk, kita ketahui penyebab sering buang air kecil lainnya!
1. Anda memiliki ukuran kandung kemih yang kecil
Setiap individu memiliki ukuran tubuh yang berbeda-beda. Ada yang tinggi, ada yang pendek. Sama halnya dengan kandung kemih. Pada kebanyakan orang, kandung kemih dapat menampung dua gelas cairan. Jika Anda sering buang air kecil padahal Anda minum sedikit, bisa jadi hal tersebut tidak normal. Anda bisa "melatih" kandung kemih Anda untuk menahan lebih banyak cairan (namun bukan berarti Anda menahan buang air kecil). Karena jika kandung kemih terisi penuh, maka ukuran kandung kemih dapat meregang.
2. Anda mengalami infeksi saluran kemih atau batu ginjal
Infeksi dan batu yang ada di saluran kemih dapat mengiritasi kandung kemih dan dapat menyebabkan Anda sering buang air kecil. Selain sering buang air kecil, batu di saluran kemih juga dapat memberikan gejala lain seperti nyeri pinggang atau nyeri saat buang air kecil. Sedangkan infeksi saluran kemih dapat memiliki gejala berupa buang air kecil yang tidak lampias, sering buang air kecil, dan nyeri saat buang air kecil.
3. Otot-otot dasar panggul Anda lemah
Jika Anda memiliki otot-otot dasar panggul yang kuat, maka Anda akan lebih mudah menahan urine. Hal ini sering kali dialami oleh wanita hamil atau baru saja melahirkan. Kuncinya adalah latihan kegel. Latihan kegel dapat berfungsi untuk mengencangkan otot-otot dasar panggul, sehingga frekuensi buang air kecil Anda juga menjadi lebih sedikit.
4. Konsumsi obat-obatan tertentu
Obat-obatan diuretik, seperti yang dikonsumsi oleh penderita darah tinggi, dapat menyebabkan ginjal Anda memproduksi urine berlebih. Selain obat diuretik, obat yang biasa diberikan pada pasien gangguan cemas dan depresi juga sering kali memberikan efek samping berupa sering buang air kecil.
5. Anda memiliki diabetes
Penyakit diabetes melitus memiliki tiga gejala klasik, yaitu sering buang air kecil, banyak makan, dan sering minum. Kadar gula darah yang tinggi dapat membuat ginjal Anda memproduksi urine yang lebih banyak. Untuk mengetahui apakah Anda menderita diabetes atau tidak, diperlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut seperti pemeriksaan gula darah.
Apakah Anda perlu ke dokter bila sering buang air kecil?
Sering buang air kecil tanpa disertai gejala lain biasanya bukanlah masalah besar, apalagi bila pemicunya berkaitan dengan kebiasaan minum Anda. Sebaliknya, jangan abaikan keluhan sering buang air kecil yang disertai kondisi berikut.
Gejala-gejala tersebut dapat menandakan masalah kesehatan yang lebih serius. Jika Anda mengalaminya, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui kenapa Anda sering kencing.
[embed-health-tool-bmi]
Infeksi kandung kemih
Penyebab lain dari sering buang air kecil adalah infeksi pada sistem perkemihan. Ketika terjadi infeksi, kandung kemih tidak dapat menampung urine secara optimal. Kandung kemih pun menjadi cepat penuh sehingga Anda terus-menerus ingin kencing.
Jika Anda terkena infeksi kandung kemih, Anda kemungkinan akan mengalami gejala lain seperti:
Ibu hamil biasanya lebih sering buang air kecil. Ini disebabkan karena tubuh mereka memproduksi lebih banyak darah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin. Ginjal tentu harus menyaring lebih banyak darah sehingga produksi urine ikut bertambah.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, rahim ibu hamil turut berkembang mengikuti pertumbuhan tubuh janin. Kepala janin dan rahim yang terus membesar dapat menekan kandung kemih sehingga membuat ibu hamil sering ingin buang air kecil.
Terlalu banyak minum air
Air putih penting bagi kesehatan, tapi terlalu banyak minum justru akan membuat Anda lebih sering buang air kecil. Ini disebabkan karena ginjal berusaha mengeluarkan cairan berlebih untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Guna memenuhi kebutuhan cairan tubuh, minumlah sedikitnya delapan gelas air putih dalam sehari. Tidak perlu cemas kekurangan cairan, sebab Anda dapat menambah asupan cairan dari makanan berkuah, sayuran, dan buah-buahan.
Kenali Penyebab Sering Buang Air Kecil
Halo Sahabat Hermina, Urine diproduksi oleh ginjal dan berguna untuk membuang racun, bakteri, dan residu berbahaya dari dalam tubuh. Jadi, bisa dikatakan bahwa urine menjadi proses detoksifikasi paling alami.
Frekuensi buang air kecil ini bisa berbeda-beda setiap orang tergantung seberapa banyak asupan cairan dan aktivitas yang dilakukan dalam sehari.
Adapun beberapa penyebabnya, diantaranya:
1. Terlalu Banyak Minum Air
Ketika minum terlalu banyak, maka tubuh akan mengeluarkan apa yang tidak perlu. Meskipun begitu, kebutuhan air setiap orang memang tidak bisa diukur secara merata tergantung pada tingkat aktivitas, berat badan tubuh, dan Kesehatan
2. Mengonsumsi Terlalu Banyak Kafein
Kebiasaan mengonsumsi terlalu banyak kafein bisa menyebabkan sering buang air kecil.
Kafein bersifat diuretik, yang artinya dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil karena diuretik meningkatkan jumlah garam dan air yang keluar dari ginjal. Jadi, meskipun minum kopi dan teh baik untuk kesehatan, sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu banyak, ya.
3. Tanda Awal Kehamilan
Pada trimester pertama, volume darah akan meningkat sehingga ginjal harus memproses cairan berlebih yang menguap di kandung kemih. Sering buang air kecil nyatanya menjadi salah satu tanda awal kehamilan. Hal ini bisa berlanjut pada trimester kedua hingga menjelang persalinan. Perlu diwaspadai apabila merasa nyeri atau terasa terbakar saat buang air kecil, bisa jadi itu merupakan gejala dari infeksi saluran kemih saat hamil.
4. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri, biasanya berasal dari usus, membuat jalan ke kandung kemih, uretra, ureter atau ginjal. Salah satu gejalanya adalah sering buang air kecil dengan disertai gejala lain seperti nyeri saat buang air kecil, sakit pinggang, atau muncul darah di dalam urine.
5. Gejala dari Penyakit Diabetes
Sering buang air kecil ternyata bisa menjadi gejala dari diabetes tipe 1 dan 2.
Hal ini disebabkan karena kelebihan gula yang menumpuk dalam darah, yang membuat ginjal bekerja keras untuk menyaring dan menyerapnya.
Tentunya sering buang air kecil bukan menjadi satu-satunya gejala, ada gejala lainnya seperti penurunan berat badan secara drastis, pandangan kabur, merasa lapar terus-menerus, dan terdapat luka yang sulit disembuhkan.
Vaginitis juga menjadi penyebab sering buang air kecil. Vaginitis adalah kondisi di mana vulva membengkak, meradang, dan nyeri disebabkan karena infeksi. Gejala vaginitis di antaranya nyeri dan tidak nyaman pada kemaluan, serta sering buang air kecil.Saat mengalami vaginitis, biasanya keputihan berwarna putih keabuan atau kuning kehijauan, bertekstur kental, dan berbau amis.
7. Overactive Bladder
Overactive bladder (OAB) alias beser adalah saat kandung kemih butuh dikosongkan lebih sering daripada biasanya. OAB juga membuat kita harus bolak-balik ke toilet lebih dari 8 kali dalam waktu 24 jam, juga buang air kecil di tengah malam lebih dari 1 kali.
8. Batu Kandung Kemih
Mirip seperti batu ginjal, batu kandung kemih terjadi saat mineral di urine menyatu dan membentuk batu-batu keras berukuran kecil.
Sering air kecil ternyata bisa disebabkan karena kecemasan, gugup, atau stres.
Hal ini terjadi karena reaksi tubuh saat menghadapi stres atau kejadian lainnya yang membuat kita tertekan.
Bila Moms sering mengalami kecemasan atau stres di kehidupan sehari-hari, carilah cara untuk menghadapinya agar frekuensi buang air kecil bisa kembali normal.
10. Interstitial Cystitis
Penyebab sering buang air kecil berikutnya adalah penyakit interstitial cystitis (IC). IC adalah infeksi kandung kemih kronis yang sering dialami wanita.
Interstitial Cystitis Association menyebutkan tanda-tanda IC di antaranya:
Berkurangnya level estrogen saat sedang menopause bisa menjadi penyebab sering buang air kecil.Estrogen berperan untuk mendukung bagian samping kandung kemih, sehingga saat estrogen berkurang, kita akan lebih sering buang air kecil, bahkan sampai susah menahannya.
Oleh sebab itu, perempuan yang sudah mulai masuk fase menopause akan sering ke kamar mandi di malam hari.
Umumnya, Anda akan disarankan dokter urologi ,ketika ditemukan tanda dan gejala yang mengacu pada penyakit di saluran kemih atau sistem reproduksi.
Selain itu, Anda juga disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter urologi jika mengalami gejala-gejala berikut ini:
Jika Sahabat Hermina merasakan keluhan seperti diatas bisa langsung kunsultasi dengan dr. Her Bayu Widyasmara, SpU yang praktek di RS Hermina Mekarsari. Cek Jadwal praktek dan Appoinment https://herminahospitals.com/id/doctors/dr-her-bayu-widyasmara-spu
Halodoc, Jakarta – Ibu hamil jadi sering sekali bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil. Biasanya hal itu terjadi pada trimester pertama dan ketiga kehamilan. Bahkan saat tertawa atau batuk, air pipis juga terkadang bisa keluar dengan sendirinya. Perubahan fisik dan hormon yang terjadi dalam tubuh ibu hamil lah yang menyebabkan meningkatnya kebiasaan buang air kecil. Hal tersebut tidak bisa dihindari tapi ada cara untuk menyiasatinya lho.
Keinginan buang air kecil yang tinggi merupakan pertanda awal kehamilan. Hasrat tersebut akan sering datang pada trimester pertama, lalu menurun di trimester kedua, kemudian muncul lagi di trimester ketiga. Perubahan hormon yang terjadi karena kehamilan yang menyebabkan ibu menjadi sering ke toilet. Berikut penjelasannya:
Karena efek samping kehamilan tersebut cukup mengganggu aktivitas, maka ibu bisa menyiasatinya dengan cara berikut:
Jika terjadi kondisi yang tidak normal pada saat ibu buang air kecil, seperti rasa panas ketika pipis, urin beraroma tidak sedap dan warnanya keruh, atau ibu ingin pipis lagi padahal baru saja selesai menggunakan toilet, segera periksakan diri ke dokter, karena mungkin saja saluran kemih ibu terkena infeksi. Ibu hamil bisa membicarakan tentang kondisi kesehatannya kepada dokter, tanpa perlu keluar rumah, melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan chat untuk berdiskusi dan meminta saran kesehatan kapan saja. Ibu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Caranya sangat mudah, tinggal order dan pesanan akan diantar dalam satu jam. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.
Urine normal setiap orang amat bervariasi. Anda bisa saja buang air kecil hingga sepuluh kali sehari, dan ini masih terbilang wajar selama tidak ada keluhan apa pun. Namun, jika belakangan Anda merasa terlalu sering buang air kecil, mungkin ada faktor tertentu yang menjadi penyebab gangguan ini.
Dikenal pula sebagai poliuria, buang air terlalu sering dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebabnya terkadang bisa berasal dari penyakit kandung kemih atau penyakit tertentu yang memengaruhi pembentukan urine. Apa saja contohnya?
Mengonsumsi obat-obatan diuretik
Konsumsi obat-obatan diuretik bertujuan untuk mengeluarkan air dan garam dari tubuh melalui urine. Obat-obatan ini umumnya diberikan kepada pasien hipertensi serta gagal jantung kongestif yang kerap menyebabkan penumpukan cairan pada tubuh.
Seperti ketika minum minuman berkafein, obat diuretik juga akan membuat Anda lebih sering kencing. Selain itu, efek samping lain yang mungkin muncul adalah pusing, sakit kepala, gejala dehidrasi, dan turunnya gula darah.
Penderita diabetes sering buang air kecil dengan jumlah banyak. Hal ini terjadi karena penderita diabetes mempunyai kadar gula darah yang tinggi. Ginjal berusaha keras menyaring darah dan menyerap kembali gula yang masih diperlukan tubuh.
Lambat laun, ginjal akan kesulitan menyaring darah sehingga gula ikut keluar bersama urine. Gula dalam urine menarik lebih banyak cairan sehingga urine yang terbentuk pun lebih banyak. Akibatnya, Anda lebih sering kencing dan rentan mengalami dehidrasi.